Sponge Outdoor Lamp

Inspirasi untuk kamu yang ingin menambahkan lampu ke taman rumah. Sebuah lampu karya Miguel Angel Garcia Belmonte ini menggunakan bahan tanah liat, dan bisa berpadu sempurna di antara pohon dan tanaman.

Tokyo mt expo 2011

Dan 'mt' adalah masking tape, alias selotip yang berwarna atau ada gambarnya. Di Jakarta, selotip seperti ini masih jarang ditemui, atau kalau ada variannya masih sedikit. Sementara di Jepang, masking tape is serious bussiness! Dijamin kamu yang punya hobi membuat kerajinan pasti kalap di pameran ini.

Landing 200 by Kim Hyun Joo

Lampu ini dibuat oleh desainer asal Korea, Kim Hyun Joo. Dan selain bentuknya yang unik, lampu ini terbuat dari granit. Selain cantik untuk dilihat, sepertinya lampu ini juga bisa digunakan sebagai senjata ketika ada pencuri masuk rumah. =P

Joy Cupcakes by Mim Design

Simple and warm. Mim Design menggunakan warna-warna lembut dan material kayu untuk memunculkan kesan sebuah dapur yang penuh kehangatan. Walaupun terkesan sederhana, banyak detail-detail kecil yang unik. Seperti lampu gantung yang dibuat khusus berbentuk mangkuk cupcake. Salah satu dinding juga penuh dengan pasak-pasak kecil untuk menggantung berbagai peralatan masak. Saya rasa, gantungan ini juga bisa jadi media display yang menarik.

Bird Lamp by Atelier Areti

Bird shape is the new trend. Lampu berbentuk siluet  burung keluaran Atelier Areti ini unik sekaligus fungsional. Kepala lampu yang fleksibel menjadikan lampu ini bisa difungsikan di mana saja. Baik sebagai lampu meja, lampu dinding, atau lampu sorot di langit-langit. I think they look cute and industrial chic at the same time. 

Heliocosm by FREAKS freearchitects

Heliocosm adalah toko kosmetik yang berlokasi di Paris. Brand ini spesial karena menggunakan bahan-bahan alami dan pelanggan bisa membuat sendiri kosmetiknya sambil dipandu oleh ahli yang bekerja di sana. Yang unik dari interior karya FREAKS freeachitects ini adalah koridor panjang di tengah-tengah toko. Selain sebagai aksen utama di toko bernuansa biru kehijauan ini, koridor in juga berfungsi untuk area display dan penyimpanan.

Spun Lamps by Evie Group

Apakah bentuk lampu ini mengingatkan kamu akan sesuatu? Yap, jadi teringat mainan gasing kan. Evie Group menciptakan lampu ini dalam tiga ukuran, jadi kamu bebas pilih ukuran mainan yang kamu suka. Lampu ini baru akan dijual sekitar bulan Desember atau Januari tahun depan.

World Batik Summit 2011 "Indonesia : Global Home of Batik "

Akhir September lalu, saya memutuskan berkunjung ke acara yang diadakan di JCC Senayan ini. Alasannya sederhana, karena saya penasaran akan seperti apa sebuah pameran yang bertemakan salah satu warisan kebudayaan Indonesia ini. Dan saya lega, karena sebelumnya saya tidak pernah tahu bahwa batik, bisa terlihat begitu modern.

John Lewis Fashion Pavilion by Grimshaw

Dan kali ini ada instalasi display karya arsitek Grimshaw untuk department store John Lewis di London. Waktu saya melihatnya, yang langsung muncul di pikiran adalah andaikan dulu terpikir ide ini ketika mengerjakan tugas kuliah. Hahaha....

Appree

Di tengah-tengah kota yang sibuk, pasti kamu pernah merasakan kerinduan untuk kembali ke alam dan melepas penat. Makanya Puncak dan Bandung jadi tujuan 'kabur' kamu selama akhir pekan. Tapi desainer Korea ini punya pemikiran yang berbeda. Sang Woo Nam terinspirasi dari kenangan masa kecilnya, ketika dia sering bermain di halaman belakang dan alam adalah misteri sekaligus mimpi. Dia memulai Appree, dan menyelipkan elemen alam ke hal-hal sederhana seperti post it notes dan magnet.

 Leaf it maple

Leaf it ginkgo 

Forrest bookend

 

Waterdrop Magnet

Anson Smart

Apa jadinya kita tanpa fotografer seperti Anson Smart? Ruangan demi ruangan tampil memukau dari sudut-sudut unik dan beda. You just can't help but loving these pictures.

Wedding Invitation by Erin Jang

Baru kemarin saya membayangkan seperti apa pesta pernikahan saya kelak, apakah ada elegan dan extravagant, unik dan tidak terlupakan, atau semua pilihan di atas? Kemudian hari ini saya menemukan undangan ini.

Tulisan by Melissa Sunjaya

Perkenalkan "Tulisan", karya Melissa Sunjaya, seorang desainer dan ilustrator yang berdomisili di Jakarta. It's about beautiful prints in your daily life, that's why Tulisan's collections range from fashion item to stationery.

The Awesomeness on your Pencil Tip

Dalton Ghetti adalah tukang kayu profesional, dan seni mengukir ujung pensil adalah hobinya. Pria kelahiran Brazil yang sekarang menetap di Connecticut ini telah menyempurnakan keahliannya selama 25 tahun. Dengan berbagai macam alat dan kesabaran ekstra, Dalton telah mematahkan ribuan pensil, bahkan dia menyebut karyanya yang berhasil adalah koleksi kuburan. Uniknya, Dalton tidak pernah menjual karya-karyanya, hanya memberikannya sebagai hadiah.

Pleat White Hourglass Pendant Lamp

Cute lamp. =)

via crateandbarrel

Good Ideas Glow in the Dark Bruketa&Žinić and Brigada

Glow in the dark book. I just wish they would make the words inside glow in the dark too. =P

Altered Perspective

By Leslie of Swarm and Little Owl. Like the idea. =)

Robot Cleaner by Jeongmi Lee

Alarm? Robot pembersih? Mengganggu tidur kamu yang nyenyak? Fitur-fitur itu bisa kamu dapatkan dengan memiliki robot ini.

Armelle Habib

Meet Armelle Habib. =))

Story on the wall...

So this blogger, Liz Kirkham, decided to paint a whole side of wall with a chapter from Harry Potter and the Deathly Hallows, The Tales of the Three Brothers. And I instantly thought, I must have this kind of wall in my house someday. =P

Alter Store by 3Gatti Architecture Studio

Bukan mata kamu yang salah, tapi memang manekin itu duduk di dinding. Wow...

Casa da Escrita by João Mendes Ribeiro

I'm back! Kali ini dengan karya dari arsitek sekaligus desainer set dari Portugis, João Mender Ribeiro. Proyeknya adalah restorasi sebuah rumah dari penyair João Cochofel (1919-1982) menjadi semacam perpustakaan dan tempat berkumpul penulis. Dari Casa do Arco, namanya pun berubah menjadi Casa da Escrita. (like the way my tongue roll to Spanish words =P)

Sneakerology by Facet Studio

Sneakeroloy, nama toko ini bisa diartikan menjadi ilmu yang mempelajari sneakers. Mungkin itu yang mendorong Facet Studio untuk membuat konsep museum untuk toko ini. Sepatu yang dijual dipajang dalam kotak-kotak yang diberi nomor dan dideretkan sepanjang dinding. Pengulangan ini pasti menarik perhatian pengunjung. Belum lagi deretan sepatu yang jenisnya mencapai 200 lebih.

Henry Stool by Alexandre Reignier

Simple yet captivating. Enjoy these pictures while I stalk the designer here.

And I heart the signature. 

via contemporist

Lords South Beach by BHDM

Hotel khusus gay? Hm... ini mungkin pertama kali kamu mendengarnya. Tapi ternyata itu benar-benar ada. Salah satunya adalah hotel Lords South Beach di Miami Beach. Siap-siap saja disambut oleh patung beruang raksasa yang memegang bola voli? Symbolize much? =P

Aria Lamps by Kieser Spath

Aria Lamps, klasik tapi tetap menawan. Lampu ini menggunakan material tekstil pada rangka besi. Material yang sederhana itu mampu membiaskan cahaya dan menimbulkan suasana hangat. Cocok untuk ruang keluarga atau ruang makan.  Lampu ini diciptakan oleh studio Jerman, Kieser Spath.

via contemporist

Twister by 42 Architects for Topshop

Kata paling tepat menggambarkan karya ini adalah imajinatif dan inovasi.  Studio 42 Architects di London menciptakan Twister hanya dalam waktu tiga minggu, mulai dari konsep sampai selesai. Instalasi ini bersifat sementara, berfungsi untuk memperkenalkan koleksi musim gugur 2011 milik Topshop.

Kenapa inovatif? Karena menurut saya instalasi ini tidak akan bisa dibuat tanpa pemahaman material yang mantap. Intalasi ini menggunakan pipa PVC yang dibentuk tangan. Dan kenapa imajinatif? Karena siapa yang terpikir menghadirkan twister -angin puting beliung- di dalam ruang? Two thums up for the concept.

Lalu konsep ini bukan sekadar dekorasi. Karena instalasi ini dibuat dengan mengelompokkan koleksi pakaian secara tematik. Pengunjung tidak perlu bingung area mana dulu yang harus dilihat, cukup mengikuti jalur pipa saja.

via dezeen

Skin Collection by Pepe Heykoop

Aneh, tapi menarik perhatian. Kursi ini sebenarnya adalah kursi biasa. Tapi Pepe Heykoop memutuskan membungkusnya dengan kulit yang dijahit secara acak, dan jadilah seri Skin Collection.

Desainer asal Belanda ini memanfaatkan sisa kulit yang biasanya berkisar 25-30% dari pembuatan sebuah furnitur. Potongan-potongan kecil ini kemudian dikumpulkan dan dijahit untuk membungkus kursi yang juga hasil daur ulang.

 Can you imagine sitting in these chairs? 

via dezeen

The Pod Pavilion by Studio Nicoletti Associati

Halloo... Kesibukan membuat tidak sempat update, but here I am. Dan bangunan yang akan saya bahas kali ini adalah Pod Pavilion yang terletak di Petaling Jaya, Kuala Lumpur. Apa kamu juga merasa iri seperti saya? Andai di Jakarta ada bangunan unik seperti ini. Atau sudah ada? Please inform me if so.. =)